Media sosial saat ini dihiasi dengan kisah seorang wanita muda dari Bali yang baru-baru ini diumumkan mengalami gagal ginjal. Di usianya yang belum menginjak tiga puluh tahun, wanita yang bernama Grace Tanggu ini menyampaikan betapa mengejutkannya diagnosis tersebut, mengingat ia selalu berupaya menjaga pola makan yang sehat.
Grace sebelumnya sering mengalami gejala yang dianggapnya biasa, seperti mual dan muntah. Namun, gejala ini terus berlanjut hingga mengganggu kesehariannya, dan membuatnya banyak menghabiskan waktu untuk mengonsumsi obat-obatan.
Jadi, tidak heran jika momen pengakuannya menjadi viral di berbagai platform media sosial, terutama TikTok. Dalam video tersebut, Grace mengungkapkan pengalamannya yang penuh perjuangan melawan gejala yang tak kunjung reda.
Perjalanan Grace Menuju Diagnosis Gagal Ginjal yang Mengejutkan
Awalnya, Grace merasa mual dan muntah saat berada di bangku kuliah. Meski demikian, ia mengandalkan obat-obatan untuk meredakan gejala tersebut. Namun, ia tidak pernah menyangka bahwa gejala ini akan berujung pada diagnosis yang sangat serius.
Setelah mual dan muntahnya semakin parah, Grace mencoba berbagai jenis obat untuk menjaga kondisi tubuhnya. Ia juga mengalami sakit kepala yang terus-menerus, dan ia mulai khawatir akan kondisinya.
Pemeriksaan tekanan darah awal menunjukkan hasil yang normal dan Grace merasa lega. Meski demikian, dia terus merasakan ketidaknyamanan dan memutuskan untuk memeriksakan dirinya kembali, berharap bisa menemukan solusi untuk gejala yang mengganggu.
Pentingnya Deteksi Dini dalam Menghadapi Masalah Kesehatan Ginjal
Setelah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, hasil yang diperoleh sangat mengejutkan. Tekanan darah Grace mencapai angka 190/120 mmHg, yang menunjukkan adanya masalah yang lebih serius. Hal ini menjadi alarm bagi Grace untuk benar-benar memperhatikan kesehatannya.
Pada pemeriksaan darah, kadar kreatinin Grace tercatat sangat tinggi, di angka 2,7 mg/dL. Angka ini mengindikasikan bahwa fungsi ginjalnya sudah terganggu, sehingga Grace harus segera mendapatkan penanganan. Kadar kreatinin normal seharusnya berada dalam rentang yang jauh lebih rendah.
Menariknya, selama ini Grace tidak menganggap urine berbusa dan gejala yang dialaminya sebagai pertanda penyakit serius. Ia merasa sehat dan tidak merasakan nyeri sama sekali di bagian ginjalnya, sehingga tidak pernah berpikir untuk melakukan pemeriksaan lebih dini.
Langkah Selanjutnya Setelah Diagnosis Gagal Ginjal
Setelah diagnosa diberikan, dokter merekomendasikan Grace untuk menjalani cuci darah akibat kerusakan ginjal yang sudah sangat mengkhawatirkan. Fungsi ginjalnya bahkan telah menurun drastis hingga berada di bawah 15 persen.
Rekomendasi ini tentu saja menambah kekhawatiran Grace. Dia merasa hidupnya berubah drastis dan harus beradaptasi dengan kondisi baru yang sangat berbeda dari sebelumnya.
Kondisi ini juga menjadi momen refleksi bagi Grace untuk lebih menghargai kesehatannya dan menjaga pola hidup yang lebih baik. Munculnya penyakit ini di usia yang terbilang muda menjadi pelajaran berharga tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan ginjal.