Studi Temukan Petunjuk Planet Baru yang Lebih Besar dari Merkurius
Post text template (spintax enabled, like awesome) —
Sebuah studi terbaru mengemukakan hipotesis mengenai keberadaan planet baru di Tata Surya. Planet ini, yang disebut sebagai Planet Y, belum terdeteksi secara langsung dan diduga berdasarkan efek gravitasi yang ditunjukkan oleh orbit objek-objek di Sabuk Kuiper, sebuah area di luar orbit Neptunus.
Sabuk Kuiper sendiri terdiri dari berbagai objek es dan batuan yang mengelilingi Matahari. Penemuan ini menjadi topik yang menarik di kalangan astronom, mempertanyakan lalu lintas di bagian luar sistem tata surya yang mungkin tidak terlihat selama ini.
Peneliti utama studi ini, Amir Siraj, berpendapat bahwa ada suatu objek atau planet yang berpengaruh pada orbit tersebut. Dengan menjelaskan bahwa Planet Y mungkin lebih kecil dari Bumi dan lebih besar dari Merkurius, dia membagikan pandangan menarik dari telitiannya.
Meneliti Gerakan Orbit di Sabuk Kuiper
Para peneliti melihat bahwa orbit objek-objek di Sabuk Kuiper mengalami kemiringan yang tidak biasa. Keberadaan Planet Y mungkin menjadi satu-satunya penjelasan wajar untuk fenomena tersebut, mengingat banyaknya objek yang berinteraksi di daerah tersebut.
Dari sudut pandang ilmiah, Siraj mencatat bahwa makalah ini lebih kepada menjawab teka-teki yang ada sejak lama. Dia berharap, dengan dukungan lebih banyak pengamatan, keberadaan planet ini bisa dikonfirmasi dalam dua atau tiga tahun mendatang.
Sebagian besar kandidat planet yang dihipotesiskan sebelumnya menunjukkan karakteristik unik. Namun, mereka cenderung memiliki satu kesamaan: tersimpan di area gelap di luar jangkauan pengamatan tradisional, seperti yang dikenali oleh para astronom selama ini.
Pentingnya Teleskop Baru untuk Memecahkan Misteri
Dengan kemajuan teknologi, sebuah teleskop baru, Vera C. Rubin Observatory, diharapkan dapat mengubah cara kita memandang tata surya. Teleskop ini diharapkan akan memulai survei langit malam selama 10 tahun, memberikan data yang lebih lengkap mengenai objek-objek di luar Neptunus.
Siraj percaya bahwa jika Planet Y benar-benar ada dalam jangkauan teleskop ini, maka pengamatannya dapat dilakukan secara langsung. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut sangat tinggi untuk mengungkap misteri ini.
Pengamatan menjadi hal yang krusial, karena area yang diidentifikasi sebagai Sabuk Kuiper dikenal sangat sulit dijangkau. Teleskop yang lebih canggih dapat membantu deteksi ini lebih efisien dan lebih akurat.
Tentang Sejarah Pencarian Planet di Tata Surya
Pencarian akan planet lain dalam sistem tata surya sudah terjadi sejak penemuan Neptunus pada 1846. Pada saat itu, astronom Percival Lowell memperkenalkan istilah Planet X untuk menjelaskan anomali dalam orbit Neptunus dan Uranus.
Setelah penemuan Pluto pada tahun 1930, yang saat itu diumumkan sebagai planet kesembilan, kini telah diturunkan statusnya menjadi planet kerdil. Anomali orbit yang sebelumnya dianggap sebagai indikasi adanya Planet X kemudian dijelaskan lebih lanjut dengan penemuan objek-objek lain di Sabuk Kuiper.
Di awal 1990-an, misi dari Voyager 2 mengejutkan dunia dengan mengungkapkan bahwa prediksi massa Neptunus lebih kecil dari yang diperkirakan sebelumnya. Temuan ini cukup signifikan untuk membatalkan hipotesis keberadaan Planet X.






