Kasus keracunan makanan jenis MBG mengalami lonjakan yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Data menunjukkan bahwa hingga 21 September, jumlah korban mencapai 6.452, meningkat 1.092 kasus dalam satu minggu, dibandingkan dengan total sebelumnya yang tercatat sebanyak 5.360 kasus.
Penyebaran kasus ini cukup merata di beberapa provinsi, dengan Jawa Barat menjadi yang terparah, mencapai 2.012 kasus. Diikuti oleh Yogyakarta dengan 1.047 kasus, Jawa Tengah 722 kasus, Bengkulu 539, dan Sulawesi Tengah 446 kasus.
Dokter gizi Johannes Chandrawinata menyatakan bahwa angka keracunan yang terus meningkat ini merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan. Ia mendesak untuk segera dilakukan penyelidikan terkait penyebab utama dari masalah kesehatan masyarakat ini.
Analisis Penyebab Keracunan Makanan yang Meningkat
Penyebab keracunan makanan dapat bervariasi, dan setiap faktor harus dianalisis secara mendalam. Selain dari bahan makanan yang tidak layak konsumsi, proses masak yang tidak tepat bisa berkontribusi pada masalah ini, termasuk kontaminasi selama distribusi.
Johannes menunjukkan bahwa higiene yang buruk menjadi salah satu penyebab utama keracunan tersebut. Kondisi sanitasi yang tidak memadai dapat menjadi faktor risiko yang serius bagi kesehatan masyarakat.
Menurutnya, penting untuk menerapkan sistem HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) di semua fasilitas penyedia makanan. Sistem ini merupakan langkah proaktif untuk mengidentifikasi dan menangani potensi bahaya di setiap tahap penyediaan makanan.
Langkah-langkah Pencegahan dalam Penyediaan Makanan
Sistem HACCP berfungsi untuk membantu dalam menganalisis titik rawan dalam keseluruhan proses katering. Mulai dari penerimaan bahan makanan, penyimpanan, hingga pemasakan dan pembagian ke porsi individu, semua langkah ini membutuhkan prosedur pencegahan yang ketat.
Johannes menegaskan bahwa ketika bahan makanan dari pemasok tidak dalam kondisi segar, harus segera ada tindakan tegas untuk menolak. Hal ini penting untuk mencegah kontaminasi lebih lanjut dan melindungi kesehatan masyarakat.
Setiap pegawai katering juga harus mematuhi protokol kebersihan yang ketat. Mencuci tangan dengan benar, mengenakan penutup kepala, masker, serta jubah saat menyiapkan makanan adalah tindakan dasar yang sangat penting.
Pentingnya Memastikan Kebersihan dalam Proses Memasak
Memastikan bahwa bahan makanan dimasak hingga matang juga krusial dalam mencegah keracunan. Daging ayam dan ikan, yang dikenal rentan terhadap bakteri, perlu diawasi secara ketat selama proses memasak.
Setelah dimasak, pembagian makanan harus dilakukan dengan wadah bersih dan tertutup. Selain itu, kendaraan yang digunakan untuk mengangkut juga harus memenuhi standar kebersihan yang tinggi.
Johannes mengingatkan bahwa makanan yang disimpan pada suhu ruang idealnya harus segera dikonsumsi dalam waktu kurang dari enam jam. Ini penting untuk mengurangi risiko kontaminasi.
Melalui investigasi yang mendalam, penyebab pasti dari keracunan ini harus diketahui. Jika bakteri menjadi penyebab utama, maka identifikasi jenis bakteri tersebut akan membantu dalam pengambilan langkah pencegahan yang lebih tepat ke depan.
Penting untuk tidak hanya mencari tahu apakah masalah tersebut berasal dari higiene, tetapi juga untuk memahami secara menyeluruh sistem yang digunakan dalam penyediaan makanan. Informasi ini akan menjadi landasan bagi perbaikan di masa mendatang.
Dengan demikian, langkah-langkah pencegahan dapat diterapkan secara efektif agar kasus keracunan makanan ini tidak semakin meluas dan dapat ditangani dengan sistematis.