Pengalaman ibu dalam merawat anak adalah perjalanan yang penuh tantangan dan keindahan. Namun, dalam masyarakat saat ini, banyak ibu yang menghadapi kritik dan penilaian dari orang lain terkait cara mereka merawat anak.
Fenomena ini yang dikenal dengan istilah “mom shaming” kian marak terjadi, mengakibatkan dampak yang signifikan pada mentalitas dan kepercayaan diri ibu. Berkaitan dengan suatu studi terbaru, masalah ini menunjukkan bahwa ibu menyusui merupakan kelompok yang paling rentan mengalami penilaian sosial ini.
Penelitian oleh Health Collaborative Center (HCC) menunjukkan bahwa cara ibu memberi makan anak, terutama menyusui, dapat menjadi pemicu utama kritik. Beragam bentuk komentar dan penilaian muncul, mulai dari tekanan untuk memberi ASI eksklusif hingga pandangan negatif terhadap menyusui di tempat umum.
Pentingnya Pemahaman Masyarakat terhadap Menyusui
Sebuah riset mengungkapkan bahwa menyusui seharusnya dianggap sebagai aktivitas alami yang tidak patut dipermalukan. Ray Wagiu Basrowi, peneliti utama HCC, menekankan pentingnya memahami bahwa menyusui adalah bagian dari kesehatan ibu dan anak.
Komentar negatif yang mengarah pada penilaian ibu menyusui sering kali berkontribusi pada tekanan emosional yang mereka alami. Hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan keberhasilan menyusui itu sendiri.
Dari hasil penelitian, terlihat bahwa ibu yang mengalami stigma ini sering kali merasa terasing dan kurang dihargai. Ray menambahkan, jika masyarakat tidak dapat menerima menyusui di ruang publik, maka kita gagal memahami keadilan sosial untuk ibu dan anak.
Dukungan Pasangan dalam Proses Menyusui
Salah satu temuan menarik dari penelitian ini adalah dukungan dari pasangan dapat menjadi faktor penting dalam keberhasilan menyusui. Ketika ibu mendapatkan dukungan emosional dan fisik dari pasangan, mereka cenderung merasa lebih bahagia dan percaya diri.
Keterlibatan pasangan dalam proses menyusui dapat menciptakan suasana yang lebih positif. Mayoritas responden menyatakan momen menyusui menjadi lebih hangat dan penuh cinta saat didampingi oleh pasangan mereka.
Dengan dukungan yang tepat dari pasangan, ibu dapat mengatasi berbagai tantangan yang muncul, menjadikan proses menyusui lebih lancar. Ini menunjukkan bahwa peran keluarga sangat krusial dalam membantu ibu menyusui, terutama bagi mereka yang bekerja.
Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Publik
Ray Wagiu Basrowi mengajak semua pihak untuk ikut serta dalam mengatasi stigma dan kritik terhadap ibu menyusui. Menurutnya, perlu adanya kampanye edukasi yang lebih giat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menyusui.
Langkah awal yang bisa diambil adalah penajaman kebijakan publik untuk menciptakan ruang yang ramah bagi ibu menyusui. Menyediakan fasilitas yang mendukung dan aman di lokasi-lokasi publik dapat membantu mengurangi stigma dan memastikan kenyamanan ibu.
Lebih jauh lagi, kolaborasi lintas sektor diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi ibu dan anak. Dukungan sosial yang kuat akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesehatan ibu dan generasi penerus.