Lonjakan Drastis Aktivitas Sesar di Indonesia, Terbanyak di Pulau Sumatra
Post text template (spintax enabled, like amazing) —
Jumlah sesar aktif di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, terdapat total 401 sesar aktif yang berpotensi memicu gempa besar di berbagai daerah di Tanah Air.
Menurut Masyhur Irsyam, seorang ahli di bidang teknik sipil, jumlah sesar ini bukan menunjukkan bahwa Bumi bertambah retak. Namun, hal ini lebih disebabkan oleh kemajuan dalam penelitian dan pemetaan yang telah dilakukan.
Peningkatan angka sesar aktif sangat mencolok jika dibandingkan dengan pemetaan yang dilakukan sebelumnya pada tahun 2017. Dalam forum mengenai bangunan tahan gempa, Masyhur menjelaskan, data terbaru menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.
Pentingnya Pemetaan Dalam Penanganan Risiko Gempa
Pemetaan bahaya gempa menjadi salah satu langkah krusial dalam mitigasi risiko. Upaya ini menggabungkan lebih dari 100.000 data dari berbagai lembaga pengamatan gempa, yang telah diperbarui hingga tahun 2024.
Salah satu metode yang digunakan adalah pemindahan seluruh hiposenter menggunakan model tiga dimensi untuk mendapatkan akurasi yang lebih baik. Ini memungkinkan peneliti untuk memahami lebih dalam karakteristik sumber gempa yang ada.
Tim yang diketuai oleh Prof. Danny Hilman Natawidjaja juga melakukan survei lapangan yang intensif. Dengan teknik seperti trenching dan analisis karbon, mereka dapat memetakan secara detail semua sesar yang ada.
Lonjakan Jumlah Sesar Aktif dan Implikasinya
Dari data yang dihimpun, jumlah sesar aktif baru telah meningkat tajam dari 52 menjadi 401 dalam periode 14 tahun. Fenomena ini menunjukkan bahwa ada tren kenaikan yang signifikan dalam potensi bahaya gempa di Indonesia.
Berbagai peta terbaru menunjukkan bahwa Pulau Jawa dan Sumatra adalah daerah dengan lonjakan jumlah sesar aktif paling besar. Hal ini perlu menjadi perhatian utama dalam perencanaan pembangunan dan mitigasi bencana.
Peta sumber dan bahaya gempa yang diterbitkan juga mengungkapkan rincian yang lebih akurat. Rincian ini menunjukkan lokasi dan jenis sesar yang dapat berpotensi menimbulkan bencana di masa depan.
Kawasan-Kawasan Paling Berisiko Terhadap Gempa
Berdasarkan pemutakhiran peta, daerah-daerah tertentu di Indonesia, khususnya Pulau Jawa, menunjukkan peningkatan yang mencolok dalam hal jumlah sesar aktif. Misalnya, segmen-segmen sesar di Jawa meningkat sangat signifikan dalam waktu yang singkat.
Di Sumatra, terjadi tambahan segmen sesar yang menunjukkan adanya aktivitas tektonik yang kompleks. Pemetaan ini mesti menjadi acuan bagi para pembuat kebijakan dan perencana pembangunan di daerah tersebut.
Di daerah lain seperti Kalimantan dan Sulawesi, meskipun terjadi penambahan yang lebih sedikit, tetap ada risiko yang perlu diperhatikan. Peningkatan ini menunjukkan bahwa bahkan wilayah yang sebelumnya tampak aman memerlukan perhatian lebih dalam pengelolaan risiko bencana.
Peta baru ini mengingatkan kita bahwa Indonesia berada di kawasan aktif secara tektonik. Dengan jaringan sesar dangkal yang semakin rinci, potensi terjadinya gempa merusak dapat terjadi kapan saja, termasuk di daerah yang selama ini dianggap stabil.
Keberadaan sesar-sesar baru ini menciptakan tantangan tetap bagi masyarakat dan pemerintah. Ada kebutuhan mendesak untuk melakukan penyesuaian dalam standar bangunan, khususnya untuk mengikuti SNI 1726 yang berfokus pada konstruksi tahan gempa.
Dengan penemuan ini, perencanaan kota dan konstruksi bangunan harus disesuaikan dengan data terbaru mengenai potensi bahaya gempa. Hal ini akan membantu dalam mengurangi risiko dan melindungi masyarakat yang tinggal di daerah berisiko tinggi.


