Makanan yang diolah dengan cara direbus atau dikukus, seperti ubi, singkong, dan kentang, kini semakin digandrungi, terutama di kalangan generasi muda. Pilihan ini dianggap lebih sehat karena lebih rendah lemak dan dapat mempertahankan kandungan nutrisi yang sangat penting bagi kesehatan.
Namun, dibandingkan dengan jenis makanan yang digoreng, konsumsi makanan kukus dan rebus memiliki tantangan tersendiri. Salah satu kendala utamanya adalah masa simpan yang lebih singkat, membuat makanan cepat basi dan tidak layak konsumsi.
Menurut ahli gizi klinik, masalah ini berhubungan erat dengan kadar air yang terperangkap dalam makanan kukus. Proses penggorengan membantu mengurangi kadar air, sehingga makanan lebih tahan lama, sedangkan makanan kukus lebih mudah terkontaminasi oleh bakteri dan jamur.
Memahami Penyebab Pembusukan pada Makanan Kukus
Keberadaan kadar air yang tinggi dalam makanan kukus menjadi penyebab utama mengapa makanan ini lebih cepat membusuk. Bakteri dan jamur memerlukan kelembapan untuk berkembang, sehingga makanan seperti ubi atau singkong yang tidak segera dikonsumsi dapat menjadi tempat berkembang biak bagi mikroorganisme berbahaya.
Saat disimpan dalam suhu ruang, umbi-umbian yang dikukus biasanya mulai menunjukkan tanda-tanda pembusukan dalam waktu satu hingga tiga hari. Namun, jika disimpan di kulkas, makanan ini dapat bertahan sedikit lebih lama, meskipun tetap perlu diwaspadai.
Adanya pengetahuan yang cukup tentang tanda-tanda pembusukan bisa mencegah terjadinya keracunan makanan. Tanda-tanda tersebut meliputi perubahan warna, bau tidak sedap, serta perubahan tekstur yang mencolok pada makanan.
Tanda-Tanda Makanan Kukus Sudah Tidak Layak Konsumsi
Salah satu ciri utama makanan yang mulai membusuk adalah perubahan warna. Misalnya, ubi yang semula berwarna cerah bisa menjadi gelap atau timbul bercak hitam. Warnanya yang berubah menunjukkan bahwa makanan tersebut terkontaminasi dan sebaiknya segera dibuang.
Bau tidak sedap juga menjadi indikasi penting. Aroma asam atau busuk yang tercium bisa menjadi tanda adanya fermentasi akibat aktivitas bakteri. Jika tercium bau yang tidak biasa, sebaiknya jangan coba untuk mengonsumsinya.
Tekstur makanan juga tidak boleh diabaikan. Makanan yang seharusnya kenyal menjadi lembek atau berlendir menunjukkan adanya pembusukan. Misalnya, jagung kukus yang lezat dapat berubah menjadi memiliki tekstur lembap yang tidak sedap.
Langkah Pencegahan Agar Makanan Selalu Segar
Untuk memperpanjang masa simpan makanan kukus, penyimpanan yang tepat sangat penting. Menyimpan dalam wadah kedap udara dan menempatkannya di kulkas dapat membantu mencegah kontaminasi. Suhu dingin akan memperlambat proses pembusukan yang disebabkan oleh bakteri.
Selain itu, menuangkan sedikit minyak pada makanan yang sudah dikukus dapat membantu mengurangi kadar air dan menambah masa simpan. Minyak berfungsi sebagai pengawet alami yang mencegah makanan terpapar kelembapan berlebih.
Memasak makanan hingga benar-benar matang juga sangat penting. Misalnya, singkong harus direbus atau dikukus dengan sempurna agar senyawa berbahaya seperti sianida yang terdapat di dalamnya benar-benar hilang.






