Empati Membuat Manusia Tidak Dapat Digantikan Oleh Kecerdasan Buatan
Post text template (spintax enabled, like awesome) —
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, mengungkapkan pendapatnya bahwa kecerdasan buatan (AI) tidak akan pernah sepenuhnya menggantikan peran manusia. Dalam pandangan Nezar, komunikasi manusia melibatkan banyak aspek yang kompleks, seperti gestur, ekspresi tubuh, dan empati, yang sulit direplikasi oleh mesin.
Nezar menjelaskan bahwa mesin berbasis AI bekerja menggunakan rumus matematika yang pada dasarnya adalah angka-angka. Di sisi lain, cara manusia berkomunikasi adalah sesuatu yang sangat khas dan sering kali memerlukan pemahaman antar sesama manusia.
Perkembangan teknologi AI memang telah memicu disrupsi di berbagai bidang, terutama dalam cara manusia berinteraksi. Kehadiran AI generatif memungkinkan pembuatan konten, baik itu teks, gambar, maupun video, dengan kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya, meskipun dengan sedikit keterlibatan manusia.
Implikasi Perkembangan AI dalam Komunikasi Manusia
Nezar menyatakan bahwa inovasi AI membawa tantangan baru dalam dunia komunikasi. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah batasan dalam kemampuan AI untuk menangkap nuansa emosional yang terkandung dalam interaksi manusia.
Di luar semua keunggulan tersebut, teknologi ini juga memiliki kelemahan mendasar. Misalnya, AI dapat memproduksi informasi yang tidak akurat atau bahkan data fiktif, yang tentunya bisa menyesatkan pengguna.
Dalam beberapa kasus, AI juga dapat berhalusinasi, di mana hasil keluaran tidak mencerminkan realitas. Nezar memberikan contoh konkret dari konsultan internasional yang terpaksa mengembalikan dana karena laporan yang mereka sampaikan didasarkan pada data yang tidak benar.
Risiko dan Tantangan yang Dihadapi dengan Penggunaan AI
Nezar menyampaikan peringatan tentang pentingnya mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan di tengah pesatnya perkembangan teknologi ini. Ia menekankan bahwa teknologi harus digunakan dengan bijak agar tidak mengabaikan aspek etika.
Hal ini juga menjadi panggilan untuk para praktisi komunikasi agar terus mengasah kemampuan empati dan berpikir kritis mereka. Dengan begitu, pesan yang disampaikan dapat tetap bermakna dan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Keterlibatan manusia dalam setiap proses pengambilan keputusan sangat penting untuk meminimalkan potensi kesalahan yang bisa muncul melalui penerapan teknologi AI. Tanpa sentuhan manusia, banyak keputusan penting bisa menjadi masalah.
Pentingnya Empati dalam Era Kecerdasan Buatan
Dalam dunia yang semakin terdigitalisasi, empati menjadi kunci untuk menjaga kualitas interaksi. Nezar percaya bahwa jika manusia tidak melibatkan empati dalam proses komunikasinya, maka makna yang ingin disampaikan bisa hilang.
Selain itu, Nezar juga menilai bahwa kemampuan critical thinking harus tetap diasah. Dalam menghadapi data dan informasi yang berlebihan, kemampuan ini akan membantu kita memilah dan memilih informasi yang memang valid dan berguna.
Nezar menekankan bahwa teknologi hanya alat yang digunakan untuk memudahkan manusia. Di balik setiap keputusan, harus ada elemen humanis yang memastikan bahwa keputusan tersebut tetap relevan dan bermakna.





