Menurunkan berat badan seringkali dianggap sebagai proses yang sederhana, yaitu dengan cara makan lebih sedikit dan berolahraga lebih banyak. Namun, dalam kenyataannya, perjalanan ini jauh lebih kompleks dan tidak sejalan dengan perhitungan kalori saja.
Banyak individu mengalami kemunduran, stagnasi, atau bahkan kenaikan berat badan kembali setelah melakukan diet. Jika Anda termasuk salah satu yang merasakan hal ini, perlu diingat bahwa itu bukan sepenuhnya kesalahan Anda.
Menurut Jennah Siwak, seorang ahli di bidang obesitas, tantangan dalam menurunkan berat badan sangatlah berkaitan dengan faktor biologis, genetik, serta lingkungan, yang memengaruhi cara kerja otak kita.
Banyak perilaku makan dilakukan tanpa disadari, dan hampir tidak ada orang yang dengan sengaja merencanakan untuk merugikan kesehatan mereka dengan cara makan berlebihan. Ini menyoroti pentingnya memahami kebiasaan dan pemicu yang membuat kita tidak dapat mengontrol asupan makanan.
Terdapat berbagai alasan yang menjelaskan mengapa proses penurunan berat badan bisa terasa sangat sulit dan rumit.
Tubuh Kita Memiliki Sistem Pertahanan Terhadap Penurunan Berat Badan
Faktanya, tubuh manusia dirancang dengan sistem pertahanan alami ketika mengalami penurunan berat badan. Ketika lemak tubuh berkurang, level hormon leptin juga turun, yang mengisyaratkan otak bahwa kita sedang mengalami kelaparan.
Akibatnya, rasa lapar akan meningkat, bersama dorongan untuk mengudap, sementara laju metabolisme kita biasanya melambat. Kondisi ini menjadi salah satu tantangan besar yang harus dihadapi dalam perjalanan penurunan berat badan.
Seringkali, kita tidak menyadari bahwa tubuh kita beradaptasi dan secara otomatis mempertahankan berat badan tertentu. Ini menjadi momok dalam perjalanan menurunkan berat badan yang perlu kita hadapi dengan strategi yang tepat.
Pentingnya Faktor Genetik Dalam Proses Penurunan Berat Badan
Mengapa beberapa orang bisa makan banyak tanpa mengalami peningkatan berat badan, sedangkan yang lain harus sangat berhati-hati dengan asupan kalori? Jawaban dari pertanyaan ini dapat ditemukan pada faktor genetik.
Riset menunjukkan bahwa 40-70 persen dari indeks massa tubuh seseorang ditentukan oleh gen yang dimiliki. Walaupun faktor ini penting, lingkungan dan gaya hidup tetap memiliki peran yang tak kalah besar.
Salah satu hal yang seringkali membuat frustrasi adalah fenomena yang dikenal sebagai “metabolic adaptation.” Ketika tubuh kita berusaha mempertahankan berat badan, laju pembakaran energi akan menurun sehingga meskipun pola makan tetap, kalori yang dibakar akan semakin minim.
Dampak Stres dan Tidur Terhadap Berat Badan
Kondisi mental dan fisik kita sangat berpengaruh terhadap proses penurunan berat badan. Stres kronis, misalnya, dapat memicu perilaku makan yang tidak sehat, sedangkan kurang tidur bisa mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur nafsu makan.
Ketika kita merasa lelah atau tertekan, dorongan untuk mengonsumsi makanan yang tinggi gula dan lemak bisa meningkat, dan sulit untuk menolaknya. Ini menunjukkan bahwa kesehatan mental dan fisik saling berkaitan erat dalam mencapai tujuan penurunan berat badan yang sehat.
Kondisi ini menekankan pentingnya menjaga kesejahteraan mental, di samping fisik, untuk mendukung perjalanan yang lebih efektif dalam menurunkan berat badan.
Pengaruh Lingkungan Dan Faktor Medis Terhadap Penurunan Berat Badan
Lingkungan di sekitar kita juga memberikan tantangan tersendiri. Pekerja dengan jadwal malam, misalnya, sering mengalami gangguan pada ritme sirkadian mereka, yang berdampak pada metabolisme tubuh.
Di samping itu, akses yang terbatas ke makanan sehat di berbagai wilayah membuat individu cenderung memilih makanan cepat saji yang umumnya tinggi kalori. Oleh karena itu, dukungan akses terhadap pilihan makanan yang lebih sehat sangat penting untuk keberhasilan penurunan berat badan.
Tak hanya itu, beberapa jenis obat dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan, termasuk antidepresan dan beberapa obat untuk kondisi medis tertentu. Meski demikian, penting untuk berkonsultasi dengan dokter dan tidak sembarangan menghentikan pengobatan untuk menghindari efek yang tidak diinginkan dan menjaga kesehatan.