Para wisatawan dari Korea Selatan kini hesitasi untuk melanjutkan perjalanan ke sejumlah negara di Asia Tenggara, terutama menyusul berkembangnya isu keamanan. Berita mengenai kejahatan seperti penipuan pekerjaan dan penculikan, khususnya di Kamboja, semakin membuat masyarakat cepat khawatir.
Seorang pria bernama Son, yang mengaku sudah merencanakan untuk bermain golf di Phnom Penh, memilih untuk membatalkan rencananya. Keputusan ini diambil bukan tanpa pertimbangan; ia mengungkapkan betapa beratnya kehilangan uang deposit, tetapi faktor keamanan lebih penting.
Penurunan minat wisatawan ini tidak dapat diabaikan. Data menunjukkan bahwa keberangkatan warga Korea Selatan ke Asia Tenggara mengalami penurunan signifikan, dengan Kamboja menjadi salah satu negara yang paling terpengaruh.
Keberangkatan Wisatawan Korea Selatan Menuju Asia Tenggara Menurun Drastis
Pada bulan Oktober 2025, tercatat bahwa jumlah keberangkatan dari Korea Selatan turun sebanyak 7,25%. Penurunan ini lebih terlihat di Kamboja, yang mencatatkan angka yang mengejutkan.
Data menunjukkan bahwa kunjungan ke Kamboja merosot hingga 15,4 persen, dari angka 13.727 kunjungan pada bulan September menjadi 11.613 pada bulan berikutnya. Kejadian ini menunjukkan betapa dalamnya dampak isu keamanan terhadap sektor pariwisata.
Pemerintah Korea Selatan kini menghadapi tantangan besar dalam meyakinkan warganya untuk kembali menjelajahi wilayah tersebut. Berita buruk mengenai keamanan dapat memiliki efek jangka panjang pada industri pariwisata ASEAN.
Insiden Tragis Meningkatkan Ketakutan Masyarakat
Peningkatan kekhawatiran masyarakat dimulai setelah peristiwa tragis di mana seorang mahasiswa Korea ditemukan tewas di Kamboja. Insiden ini melibatkan keterlibatan organisasi kriminal lokal, dan berita tersebut mengejutkan banyak orang.
Dengan informasi ini beredar, ketakutan tak dapat dihindari di antara wisatawan Korea Selatan. Banyak yang merasa harus memikirkan kembali rencananya untuk berlibur ke negara-negara di Asia Tenggara bahkan untuk tujuan yang seharusnya menyenangkan seperti liburan.
Bukan hanya Kamboja yang mengalami dampaknya; negara lain seperti Filipina dan Thailand juga merasakan penurunan dalam jumlah wisatawan dari Korea Selatan. Fenomena ini memberikan gambaran bahwa kejahatan di satu wilayah dapat menyebabkan dampak yang lebih luas.
Dampak Terhadap Destinasi Lain yang Populer di Asia Tenggara
Kunjungan ke Filipina menurun drastis, turun 18,9 persen hingga mencapai 120.175. Thailand juga mengalami pembengkakan masalah ini dengan penurunan pengunjung sebanyak 5 persen.
Salah satu warganet pun menyampaikan kebingungannya mengenai isu ini di media sosial, mengekspresikan kekhawatiran soal perjalanan ke negara-negara lain di kawasan tersebut. Rasa cemas yang dirasakan bukan sekadar hal sepele, melainkan sudah menjadi keresahan nyata.
Agen perjalanan juga mulai merasakan dampak dari peningkatan kecemasan di masyarakat. Banyak dari mereka yang secara aktif memantau situasi sambil berharap agar berita negatif ini tidak berlanjut.
Pentingnya Membangun Kepercayaan Kembali dalam Pariwisata
Untuk mempermudah pemulihan sektor pariwisata, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Pemerintah Kamboja dan negara sekitar harus mengambil langkah tegas agar dapat menarik kembali kepercayaan wisatawan.
Langkah-langkah proaktif, seperti meningkatkan patroli keamanan dan kampanye informasi mengenai keselamatan, diharapkan dapat mengatasi kekhawatiran yang ada. Keberadaan paduan informasi yang jelas juga akan sangat membantu wisatawan untuk meraih rasa aman saat berkunjung.
Sebuah jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa 82,4 persen responden di Korea Selatan yakin bahwa berita kejahatan telah mempengaruhi pandangan mereka terhadap destinasi di Asia Tenggara. Terutama di kalangan generasi muda yang berusia 20-an, angka ini meningkat menjadi 88,3 persen.






