Laporan terbaru menunjukkan bahwa kawasan Asia Pasifik memimpin dalam pertumbuhan jumlah penumpang pesawat yang bepergian dengan kabin premium. Hal ini berdasarkan laporan Statistik Transportasi Udara Dunia 2024 yang dirilis oleh Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA). Laporan ini diperbarui setiap tahun dengan data dari lebih dari 240 maskapai internasional.
Laporan tersebut menunjukkan bahwa perjalanan udara kelas premium internasional (bisnis dan kelas satu) tumbuh sebesar 11,8 persen, melampaui pertumbuhan perjalanan kelas ekonomi global yang sebesar 11,5 persen. Total jumlah penumpang kelas premium internasional pada tahun 2024 adalah 116,9 juta, atau 6 persen dari total penumpang internasional.
Asia Pasifik memiliki pertumbuhan tahun-ke-tahun tertinggi (22,8 persen) dengan 21 juta penumpang premium. Meskipun demikian, pertumbuhan penumpang kelas ekonomi juga naik 28,6 persen menjadi 500,8 juta, menunjukkan bahwa perjalanan udara semakin diminati di kawasan ini.
Analisis Pertumbuhan Penumpang Kelas Premium di Asia Pasifik
Pada Oktober 2024, para pelancong bisnis semakin banyak yang rela mengeluarkan uang lebih untuk terbang di bagian depan pesawat. Menurut laporan dari berbagai sumber, pemesanan perjalanan premium melonjak ke tingkat tertinggi dalam lebih dari setahun.
Corporate Traveller melaporkan bahwa untuk kuartal September 2024, pemesanan kelas bisnis naik 9 persen pada periode yang sama. Sedangkan pemesanan ekonomi premium mengalami peningkatan sebesar 30 persen dari tahun ke tahun, menunjukkan adanya perubahan perilaku pelancong.
House of Travel juga mencatat bahwa harga tiket di kabin premium telah menurun rata-rata $264 (sekitar Rp4,3 juta) dari tahun ke tahun. Penurunan harga ini mungkin mendorong lebih banyak pelancong untuk memilih kelas premium dalam perjalanan mereka.
Tanda Pertumbuhan yang Kuat dalam Industri Penerbangan Global
Laporan IATA mencatat bahwa Amerika Serikat menjadi pasar penerbangan terbesar di dunia, dengan 876 juta penumpang per tahun pada tahun 2024. Sebagian besar penerbangan tersebut adalah penerbangan domestik, yang menunjukkan kekuatan pasar internasional ini.
China menyusul di posisi kedua dengan 741 juta penumpang dan mengalami pertumbuhan tertinggi dengan 18,7 persen dari tahun ke tahun. Pertumbuhan pesat ini menandakan pentingnya China dalam sektor transportasi udara global.
Rute bandara tersibuk menunjukkan banyaknya aktivitas penerbangan di kawasan ini. Semua kecuali satu dari 10 rute teratas berada di kawasan Asia Pasifik, menandakan dominasi rute-rute di wilayah tersebut. Rute Korea Selatan dari Jeju ke Seoul menjadi yang paling populer secara global.
Rute Penerbangan yang Mendominasi dan Keberagaman Pasar
Rute Jeju-Seoul mencatatkan 13,2 juta penumpang terbang antara kedua bandara pada tahun 2024. Selain itu, rute Melbourne-Sydney juga berhasil masuk ke dalam daftar rute tersibuk, menambah gambaran mengenai frekuensi penerbangan yang tinggi di kawasan ini.
Di wilayah Timur Tengah, rute Jeddah ke Riyadh merupakan satu-satunya rute di luar Asia Pasifik yang masuk dalam daftar teratas. Sementara itu, di Amerika Utara, rute New York JFK ke Los Angeles menduduki puncak dengan 2,2 juta penumpang yang melakukan perjalanan tahun lalu.
Adapun di Eropa, penerbangan antara Barcelona dan Palma de Mallorca menjadi yang paling banyak diminati, dengan sekitar 2 juta penumpang pada tahun 2024. Ini menunjukkan bahwa pelancong semakin mengutamakan kenyamanan dan efisiensi dalam perjalanan udara mereka.