Kamu mungkin pernah mendengar istilah seperti uang gocap, ceban, goceng, seceng, dan gopek dalam percakapan sehari-hari. Istilah-istilah ini menjadi bagian dari budaya lisan masyarakat Indonesia dan sering digunakan untuk menyebut nominal uang secara santai, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya.
Kehadiran istilah-istilah tersebut tidak hanya membuat pembicaraan lebih akrab, tetapi juga menunjukkan pengaruh budaya yang telah meliputi interaksi antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Meski tidak terdapat dalam pendidikan formal, tapi istilah ini dengan mudah dipahami oleh banyak orang.
Asal-usul istilah yang mengonversi nilai uang
Istilah uang seperti gocap, ceban, goceng, seceng, dan gopek tidak berasal dari bahasa Indonesia asli. Sebaliknya, istilah ini berasal dari bahasa Hokkian, yang merupakan salah satu dialek dalam bahasa Mandarin yang dipakai oleh suku Tionghoa dari Provinsi Fujian.
Penggunaan bahasa Hokkian oleh para pedagang Tionghoa yang berimigrasi ke Indonesia pada masa lalu memainkan peran penting dalam penyebaran istilah-istilah ini. Interaksi yang dekat antara mereka dan masyarakat lokal memungkinkan istilah ini menyebar dan digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Seiring berjalannya waktu, istilah-istilah tersebut melebur menjadi bagian dari budaya tutur masyarakat Indonesia. Pelafalan khas yang dihasilkan dari angka dalam bahasa Hokkian juga berkontribusi pada popularitas istilah ini.
Misalnya, “ce” dalam bahasa Hokkian berarti satu, “go” berarti lima, dan “pek” berarti ratusan. Dari sini, muncul istilah-istilah uang yang mudah diingat dan diucapkan.
Menarik untuk dicatat bahwa istilah ini kini juga terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menunjukkan bahwa bahasa senantiasa berkembang mengikuti kultur dan kebutuhan komunikasi masyarakat.
Penjelasan mengenai istilah uang dalam kehidupan sehari-hari
Di bawah ini adalah arti dari beberapa istilah uang yang sering digunakan dalam interaksi masyarakat. Memahami istilah ini penting, terutama bagi generasi muda yang terlibat dalam berbagai aspek sosial dan ekonomi.
1. Gocap
Istilah “gocap” merujuk pada uang lima puluh ribu rupiah. Kata ini berasal dari kombinasi “go” (lima) dan “cap” (puluh), pengucapan yang dipinjam dari bahasa Hokkian. Dalam konteks modern, istilah ini lebih sering digunakan untuk menggambarkan nominal lima puluh ribu.
2. Ceban
Selanjutnya, “ceban” berarti sepuluh ribu rupiah. Kata ini asalnya dari “ce” (sepuluh) dan akhiran “ban” yang mengacu pada puluhan ribu. Penggunaan istilah ini sangat umum di kalangan anak muda dan pedagang kaki lima.
3. Goceng
Istilah “goceng” merujuk pada lima ribu rupiah. Ini juga berasal dari “go” (lima) dan “ceng,” yang berarti ribuan. Goceng mudah dipahami karena secara harfiah berarti lima kali seribu.
4. Seceng
“Seceng” adalah istilah untuk seribu rupiah. Istilah ini pernah sangat populer saat koin seribu masih banyak digunakan, dan meskipun kini jarang beredar, istilah ini masih dikenal luas.
5. Gopek
Terakhir, istilah “gopek” merujuk pada lima ratus rupiah. Di sini, “go” berarti lima, dan “pek” berarti ratusan, membuatnya mudah untuk diingat dan digunakan.
Selain istilah-istilah yang sudah disebutkan, ada juga istilah lain yang sering dipakai dalam percakapan, seperti cepek (seratus), pek go (seratus lima puluh), dan noceng (dua ribu). Ini menunjukkan kekayaan istilah yang berkembang sejalan dengan kebutuhan komunikasi masyarakat sehari-hari.