Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) baru-baru ini mengumumkan bahwa stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terjaga hingga kuartal II tahun 2025. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dalam konferensi pers yang berlangsung pada awal pekan ini.
Rapat berkala KSSK yang diadakan untuk meninjau kondisi stabilitas keuangan Indonesia dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2025. Sri Mulyani menekankan bahwa meskipun ketidakpastian global meningkat, stabilitas sistem keuangan nasional masih dalam kondisi baik.
“Stabilitas Sistem Keuangan di triwulan II 2025 tetap terjaga di tengah ketidakpastian global yang tinggi,” ungkap Sri Mulyani. Hal ini memberikan sinyal positif bagi para investor dan masyarakat luas mengenai keadaan ekonomi nasional.
Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Sistem Keuangan di Indonesia
Sri Mulyani menggarisbawahi bahwa berbagai faktor global berpengaruh terhadap stabilitas keuangan. Salah satunya adalah dinamika negosiasi tarif perdagangan dengan Amerika Serikat yang memberi dampak signifikan pada perekonomian dunia.
Selain itu, ketegangan geopolitik yang terjadi di berbagai belahan dunia, khususnya di Timur Tengah, menjadi salah satu sumber ketidakpastian. Namun, KSSK tetap optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bertahan di kisaran 5%.
Optimisme ini didasarkan pada berbagai indikator, termasuk daya beli masyarakat yang tetap tumbuh. Pemerintah mengimplementasikan kebijakan stimulus ekonomi yang efektif, sehingga masyarakat tetap dapat berbelanja dan berinvestasi.
Tinjauan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Dari laporan terbaru, KSSK mencatat bahwa investasi asing di Indonesia terus menunjukkan kepercayaan yang tinggi. Aliran modal asing yang masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) menjadi salah satu bukti nyata dari kepercayaan investor.
Menurut Sri Mulyani, hingga 25 Juli 2025, imbal hasil surat utang negara terus turun, memberikan sinyal positif kepada pasar. Penurunan yield bahkan mencatatkan angka 6,51% pada tenor 10 tahun, yang menunjukkan ketertarikan investor meskipun ada ketidakpastian.
Kepemilikan investor asing dalam surat utang Republik Indonesia juga meningkat. Porsi kepemilikan asing mencapai 14,64%, dengan catatan net buy sebesar Rp 58,29 triliun sepanjang tahun ini.
Kebijakan Moneter untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, menegaskan komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Meskipun ada penekanan terhadap kurs, intervensi BI berhasil mengembalikan nilai tukar rupiah menuju level yang lebih stabil.
Selain itu, kebijakan suku bunga acuan yang baru turun menjadi 5,25% juga berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Perry menambahkan bahwa ada ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut, menciptakan harapan untuk lebih banyak investasi.
Dalam rangka mendorong pertumbuhan, BI akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait. Hal ini penting untuk memastikan bahwa seluruh sektor ekonomi mendapatkan akses keuangan yang memadai.
Kinerja Sektor Jasa Keuangan dan Perbankan
Sektor jasa keuangan dan perbankan di Indonesia menunjukkan ketahanan meskipun dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi. Kredit perbankan tercatat tumbuh sebesar 7,77% year-on-year, didorong oleh sektor investasi yang meningkat.
Kredit untuk usaha kecil dan menengah (UMKM) juga menunjukkan pertumbuhan yang positif, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan kredit korporasi. Dalam konteks ini, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio non-performing loan (NPL) yang berada di batas aman.
Tingkat permodalan perbankan juga menunjukkan angka yang sehat, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang mencapai 25,79%. Hal ini menunjukkan bahwa bank memiliki cukup modal untuk menjalankan operasional dan mengatasi risiko yang ada.
Proyeksi Pasar Modal dan Stabilitas Keuangan
Di pasar modal, tren positif juga terlihat dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat. Data terbaru menunjukkan IHSG berada di level yang mengesankan per 25 Juli 2025 dengan kenaikan hampir 6,55% tahun ini.
Penghimpunan dana di pasar modal juga terus tumbuh, mencerminkan kepercayaan investor. Nilai Penawaran Umum yang tercatat mencapai Rp 142,62 triliun, dengan banyak emiten baru yang turut serta dalam investasi ini.
KSSK akan terus memantau perkembangan pasar untuk mengantisipasi berbagai potensi risiko yang mungkin timbul. Langkah-langkah kebijakan yang diperlukan akan diambil untuk menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan.
Dengan semua langkah yang diambil, KSSK optimis bahwa kontribusi dari sektor keuangan akan mendukung pemulihan ekonomi nasional. Semua indikator menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan, basis ekonomi Indonesia cukup kuat untuk menghadapi berbagai situasi yang tidak terduga.