Isle of Wight adalah sebuah pulau yang terletak di lepas pantai selatan Inggris, menawarkan keindahan alam dan beragam kegiatan menarik. Meskipun tidak begitu dikenal di Indonesia, pulau ini memiliki potensi wisata yang unik yang sayang untuk dilewatkan.
Dikenal sebagai tujuan wisata mewah bagi para penggemar yacht, Isle of Wight menjadi tuan rumah festival balap layar tertua dan terkenal di dunia. Pulau ini tidak hanya menarik bagi pecinta olah raga air, tetapi juga bagi mereka yang menikmati festival seni dan budaya.
Selama perayaan Cowes Week, ratusan yacht memadati perairan Solent, menciptakan panorama yang menakjubkan. Selain itu, pulau ini juga memiliki rupa yang hijau dan bersejarah, serta menjadi tempat penyelenggaraan festival musik besar yang menampilkan bintang-bintang internasional.
Keberadaan Komunitas Indonesia di Isle of Wight
Dari total populasi di Isle of Wight yang hanya terbatas, terdapat sekitar 14 keluarga Indonesia. Meskipun jumlahnya sangat kecil, komunitas ini aktif dalam memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat setempat.
Komunitas Indonesia di pulau ini juga menggelar acara tahunan untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia. Ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga sebuah momen untuk berinteraksi dengan warga lokal dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia.
Nama acara tersebut dipilih menjadi “Indonesian Culture Day” untuk menjembatani dua budaya, menjadikan perayaan ini lebih inklusif bagi masyarakat setempat. Begitu dinamis, komunitas ini memanfaatkan momentum perayaan untuk mengundang berbagai anggota masyarakat, termasuk pejabat setempat, untuk turut serta.
Penyelenggaraan Acara Budaya di Isle of Wight
Acara perayaan hari kemerdekaan yang dimulai di aula kecil di Cowes kini telah berkembang pesat dan dijadwalkan di Balai Kota East Cowes. Tempat ini memiliki kapasitas yang lebih besar untuk menampung pengunjung yang terus meningkat setiap tahunnya.
Pemerintah lokal pun menunjukkan apresiasi terhadap keberadaan komunitas ini dengan menganggap acara sebagai agenda tahunan. Bahkan, mereka mengingatkan untuk segera memesan gedung balai kota untuk tahun berikutnya, sehingga menunjukkan dukungan dan pengakuan terhadap acara penting ini.
Hal yang menarik adalah meskipun diadakan di luar tanggal 17 Agustus, pengisi acara berjuang keras untuk menghadirkan nuansa kemerdekaan yang autentik. Partisipasi masyarakat lokal dalam merayakan hari bersejarah ini pun menambah keakraban antarbudaya.
Manfaat dan Pengalaman bagi Diaspora
Bagi para diaspora yang telah lama menetap di Inggris, perayaan hari kemerdekaan ini membawa kembali kenangan masa kecil di Indonesia. Mereka berusaha menciptakan momen serupa, meskipun dengan sumber daya yang terbatas.
Anak-anak yang lahir di Inggris, seperti Tiara Putri, merasakan kerinduan akan suasana kemerdekaan di Indonesia. Momen-momen seperti hiasan bendera dan berbagai lomba juga coba dihadirkan kembali dalam perayaan ini.
“Kami melakukan yang terbaik untuk merayakan dengan semangat yang kami miliki di sini,” ungkap Tiara. Hal ini menciptakan koneksi yang kuat antara masa lalu dan hadirnya mereka di luar negeri.
Misi Memperkenalkan Budaya Indonesia
Komunitas ini tidak hanya sebatas berfungsi sebagai penghubung budaya, tetapi juga sebagai perwakilan Indonesia di luar negeri. Mereka berusaha menginformasikan kegiatan-kegiatan kebudayaan yang dapat meningkatkan kesadaran akan keberadaan Indonesia.
Mengenalkan budaya melalui event budaya tahunan seperti Mardi Gras, menjadi salah satu cara mereka untuk mengekspresikan identitas mereka. Penggunaan kostum dan tema yang menampilkan kekayaan seni dan budaya Indonesia menjadi bagian penting dari misi ini.
Menariknya, perayaan ini tidak hanya menarik perhatian penduduk lokal tetapi juga pejabat pemerintah Inggris yang memberikan dukungan dan partisipasi. Hal ini menandakan pentingnya interaksi lintas budaya yang membawa dampak positif bagi kedua belah pihak.